Jangan Gadaikan Prestasimu untuk Kenikmatan Semu
Vincent Suryawidjaja-Pelajar pada SMA Santa Patricia Tangerang
Juara III Lomba Menulis Artikel Populer Hukum dan HAM Tingkat Pelajar SMU/Sederajat Se-Jabodetabek untuk tema : Tolak Perilaku Seks Bebas di Kalangan Pelajar
photo google.com
Ada istilah yang mengatakan, “My first kiss is my wedding kiss”, ciuman pertamaku adalah ciuman pernikahanku. Hal inilah yang dahulu sangat berlaku apalagi oleh Budaya Timur. Adalah sesuatu yang sangat tabu apabila ciuman, dilakukan sebelum Pernikahan.
Ya, Budaya Timur sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran, termasuk Bangsa Indonesia. Dari dulu hingga sekarang, kita selalu diajarkan mengenai nilai-nilai kesopanan, keagamaan, keasusilaan, kemanusiaan, persatuan, hingga kebhinekaan di bangku-bangku sekolahan.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, nilai-nilai tersebut seolah terkikis dan sudah mulai pudar. Saat ini banyak hal-hal yang pada dasarnya menyimpang dan melanggar norma-norma masyarakat, kita jumpai di sekitar kita. Kesadaran masyarakat seolah luntur, diiringi dengan sikap apatis atau cuek yang mulai menjamur pada masyarakat kita saat ini.
Pornografi, masturbasi, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, prostitusi dan sebagainya, acap kali kita temukan di lingkungan sekitar kita. Hal-hal tersebut seakan sudah menjadi sesuatu yang biasa dan bukan merupakan hal yang tabu lagi. Seperti sudah tidak memiliki norma, hal-hal tersebut sering kali dilakukan secara terbuka dan menjadi gaya hidup.
Terutama para ABG dan remaja termasuk pelajar di kalangan menengah ke bawah, hal tersebut sudah tidak asing lagi bagi mereka. Tak hanya di kalangan menengah ke bawah, perilaku ini sudah menyebar hampir di semua kalangan. Sungguh ironis memang, mendapati generasi muda saat ini sudah mulai terkontaminasi dengan Budaya Barat, yang sejatinya tidak sesuai lagi dengan Nilai Luhur Bangsa Indonesia.
Memang tidak semua generasi muda kita ‘rusak’ dalam tanda kutip. Banyak juga anak muda kita yang telah mencapai prestasi bahkan hingga ke kancah Internasional dan mengharumkan nama Indonesia di mata Dunia. Namun, tidak sedikit juga anak muda
kita yang malah terjerumus pada hal-hal negatif dan merusak masa depan mereka.
Salah satu contohnya adalah seks bebas, terutama di kalangan para pelajar. Hal ini sudah marak sekali terjadi di Indonesia. Sehingga tidak heran apabila kita menjumpai anak SMA yang hamil di luar nikah atau anak di bawah umur yang sudah melakukan praktek aborsi. Sungguh miris memang bila kita harus menghadapi kenyataan yang terjadi saat ini.
Mengapa hal ini bisa dengan mudah dialami oleh para remaja, terutama pelajar? Kebanyakan kasus-kasus tersebut berawal ketika para remaja mengalami masa pubertas dan mulai ingin mencari tahu mengenai perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada diri mereka, termasuk yang terjadi pada lawan jenis mereka.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang mulai timbul pada masa ini, terutama mengenai sistem reproduksi. Rasa penasaran yang tinggi, menyebabkan para remaja berusaha mencari informasi dari mana saja. Ilmu pengetahuan tentang edukasi seks yang diajarkan di sekolah, seolah tidak cukup untuk memuaskan keingintahuan mereka.
Kemajuan teknologi dewasa ini, membuat informasi menjadi sangat mudah untuk ditemukan. Hal ini dijadikan jalan pintas bagi para pelajar untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya untuk memuaskan keingintahuan mereka. Entah itu baik atau buruk bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana cara untuk menghilangkan rasa penasaran tersebut.
Kebanyakan para remaja enggan dan merasa malu bila menanyakan hal-hal berbau seks atau sistem reproduksi kepada orang tua mereka. Alasannya adalah, seks selalu dianggap sebagai hal yang sangat kotor dan menjijikkan untuk disebut sekalipun. Padahal, pandangan ini justru menjerumuskan remaja pada hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagai akibatnya, mereka mencari informasi pada tempat yang belum tentu baik bagi mereka. Biasanya mereka akan bertanya mengenai hal ini kepada teman terdekat mereka atau orang yang sudah mereka percayai. Selain itu, yang paling sering dilakukan untuk mencari informasi adalah melalui internet. Kedua hal ini pada dasarnya sangat riskan terhadap penyalahgunaan informasi.
Melalui internet, para remaja dapat dengan mudah mencari informasi yang mereka inginkan, termasuk dengan konten-konten negatifnya sekaligus. Remaja dengan pengawasan yang tidak terlalu ketat oleh orang tua, dapat dengan mudah terjerumus dengan hal-hal berbau pornografi. Berawal dari rasa penasaran dan ingin coba-coba, lama kelamaan menjadi ketagihan dan kecanduan konten tersebut. Niat awalnya memang hanya untuk mencari informasi, namun dalam pencarian informasi tersebut, seringnya tanpa sengaja terselip konten-konten negatif yang memancing para remaja untuk terjerumus ke dalamnya.
Tidak hanya berhenti sampai di situ. Kecanduan pornografi, menyebabkan mereka menginginkan sesuatu yang ‘lebih’ untuk memuaskan hasrat muda mereka. Salah satu caranya adalah dengan melakukan masturbasi. Hal ini tidak kalah berbahayanya selain kecanduan pornografi.
Banyak yang mengatakan bahwa masturbasi adalah hal yang normal dan malah baik untuk kesehatan. Hal inilah yang membuat para remaja dengan Pede melakukannya. Namun hal ini jelas-jelas ditentang oleh norma agama. Masturbasi atau Onani adalah Dosa, dan apabila dilakukan secara berlebihan, dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksi. Kendati demikian, masih banyak remaja yang telah terjerumus, hingga ke tahap ini.
Bukan hanya itu saja, masturbasi adalah salah satu pemicu terbesar terjadinya seks bebas. Remaja yang sudah kecanduan masturbasi, lama-kelamaan akan merasa bosan dengan masturbasi dan terpancing untuk melakukan ‘hal yang sebenarnya’ dengan lawan jenis.
Para remaja memang tidak langsung berani melakukan seks. Awalnya hanya berpegangan tangan, lama-kelamaan mulai berani untuk peluk-pelukan. Belum puas sampai disitu, mereka mulai mencoba untuk berciuman. Hal ini memancing nafsu mereka untuk mulai mencoba meraba-raba bagian-bagian tubuh terlarang yang tak jarang berakhir pada hubungan badan di luar pernikahan.
Pergaulan di lingkungan yang buruk serta kurangnya pengawasan orang tua,membuat seks bebas sangat mudah di lakukan oleh para pelajar. Kesibukan orang tua terkadang berujung pada rusaknya pergaulan seseorang. Hal ini tak jarang didukung oleh lemahnya iman seorang pelajar menghadapi godaan.
Mungkin awalnya tidak berani untuk melakukannya, tapi perlahan-lahan mulai tergoda untuk menikmatinya. Ditambah lagi dengan dorongan yang kuat dari lingkungan yang sudah ‘rusak’. Para remaja yang sudah kecanduan tidak akan segan-segan untuk mengeksekusinya tanpa pikir panjang.
Salah satu kesempatan yang biasanya dimanfaatkan oleh para pelajar adalah ketika rumah sedang kosong atau orang tua sedang pergi. Rumah merupakan pilihan yang paling aman. Karena ketika rumah mereka sedang kosong, tidak ada lagi yang mengawasi mereka dan mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau sesuka mereka.
Ini hanyalah salah satu contoh yang sering terjadi. Bagi mereka yang sudah ‘profesional’, semua lokasi dapat mereka jadikan tempat untuk melakukannya, termasuk tempat umum. Mereka yang sudah terjerumus, akan sangat lihai memanfaatkan situasi untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut. Bahkan dalam waktu yang singkat sekalipun.
Lokasi yang juga tak jarang dijadikan tempat maksiat ini adalah sekolah. Ya, agak mengagetkan memang. Mereka sudah sangat mengetahui tempat-tempat yang sangat strategis. Entah itu di ruang kelas yang kosong, taman sekolah, maupun di toilet sekolah. Mereka tahu persis jam-jam dimana suasana sedang sepi dan tidak akan ada yang akan mengetahui perbuatan mereka.
Sangat tidak masuk akal memang, ketika sebuah Lembaga Pendidikan seolah dilecehkan dengan dijadikan tempat maksiat, apalagi pelakunya berasal dari golongan ‘terpelajar’ yang seharusnya berperilaku terdidik dan terpuji. Namun, fakta yang terjadi berkata demikian. Ketika mereka gagal mengendalikan nafsu bejat tersebut, mereka dapat melakukannya kapan dan dimanapun mereka mau.
Mirisnya lagi, terkadang hal ini malah menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi gaya hidup mereka di zaman modernisasi seperti ini. Mereka seakan meniru kebudayaan barat yang melakukan hal tersebut secara bebas, dimana perbuatan tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan normal. Padahal, hal tersebut merupakan penyimpangan luar biasa terhadap berbagai norma termasuk kesopanan, kesusilaan, keagamaan, bahkan hukum.
Kita sebagai pelajar seharusnya menentang keras hal ini. Mau jadi apa Bangsa kita di masa mendatang apabila pelajarnya saja sudah terkontaminasi hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai kebaikan. Jelas, ini menimbulkan kerugian yang sangat besar apabila kita sampai hati melakukannya.
Pertama, kualitas hidup kita akan menurun. ‘Perbuatan Binatang’ seperti itu tidak seharusnya dilakukan oleh kita sebagai orang-orang terpelajar yang seharusnya mengerti betul tentang nilai-nilai moral terutama sebagai manusia beragama yang berpegang teguh pada perintah-Nya.
Kedua, produktivitas kita juga pasti akan menurun. Seharusnya, kita tidak melakukan sesuatu yang belum saatnya. Sekarang, adalah saatnya kita sebagai pelajar untuk berkarya dan berprestasi setinggi mungkin. Berusaha untuk membanggakan orang tua bahkan berbakti kepada bangsa dan Negara melalui Prestasi dan berbagai hal postitif yang dapat kita lakukan. Bukannya malah terjerumus pada kenikmatan sementara yang berujung pada sengsara dan kesia-siaan.
Ketiga, masa depan kita akan rusak. Kualitas hidup yang rendah serta produktivitas yang menurun, akan menyebabkan kita akan sangat kesulitan untuk menggapai masa depan yang gemilang. Salah satu contohnya apabila kita masih SMA namun sudah harus mengurus keluarga yang terbentuk sebelum waktunya, kita tidak akan bisa lagi untuk mewujudkan cita-cita kita. Ditambah lagi dengan kondisi pergaulan dan lingkungan yang sudah ‘rusak’, akan membuat kita sulit untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
Lantas, apakah yang bisa kita lakukan agar tidak terjerumus pada perbuatan negatif tersebut? Tentunya banyak jalan yang dapat kita tempuh agar terhindar dari berbagai godaan seperti itu. Namun, yang perlu kita persiapkan adalah, keinginan yang kuat, niat yang teguh, dan iman yang kokoh untuk menghalau semua ‘perangkap iblis’ tersebut.
Pertama, apabila ada hal yang ingin ditanyakan seputar seks atau sistem reproduksi, jangan ragu atau malu untuk langsung menanyakannya kepada orang tua atau guru. Karena mereka akan membimbing kita bukan hanya sekedar tahu tetapi juga mengerti dan memahaminya secara dewasa dan sebagaimana mestinya. Bila kita bertanya kepada teman, kita akan sangat mudah terjerumus pada hal-hal yang sudah dijelaskan di atas. Ingat, orang tua dan guru tidak akan menjerumuskan kita, oleh karena itu lebih aman kalau kita bertanya pada mereka.
Kedua, hindari percakapan-percakapan yang berbau cabul walaupun hanya bercanda sekalipun. Walaupun hanya bercanda, hal itu dapat memancing kita untuk berpikiran mesum. Akibatnya, akan timbul keinginan untuk melakukan hal-hal berbau pornografi.
Ketiga, hindari pergaulan yang buruk dan pandai-pandailah memilih teman, karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Pergaulan yang baik akan membuat kita sulit untuk terkontaminasi oleh hal-hal negatif seperti itu, serta membuat kita termotivasi untuk tetap berkarya dan berprestasi bersama mereka.
Dan cara yang paling efektif untuk terhindar dari semuanya itu adalah, mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Rajinlah beribadah dan berdoa, agar kita senantiasa diberikan petunjuk pada jalan kebenaran dan senantiasa dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk hal-hal negatif di sekitar kita. Selain itu, hal ini juga membuat hidup kita lebih damai dan sejahtera dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan dan godaan ini.
Lalu, bagaimana apabila kita sudah terlanjur terjerumus? Apakah sudah tidak ada jalan keluar? Dan apakah sudah tidak ada harapan lagi untuk menggapai masa depan yang gemilang? Tentu saja ada, namun hal ini kembali lagi pada seberapa besar keinginan dan niat kita untuk berubah dan memperbaiki semuanya.
Pertama, sadarlah sedini mungkin bahwa perbuatan tersebut adalah sebuah penyimpangan dan merupakan kebiasaan yang harus dirubah karena menimbulkan efek negatif bagi kita.
Kedua, berkonsultasilah dengan orang tua, guru, atau pembimbing agama. Cobalah bersikap terbuka dan jujurlah tentang semua yang telah terjadi saat ini. Ingat, mereka tidak ada niat sama sekali untuk mengintimidasimu dan membiarkanmu terpuruk dalam keadaanmu saat ini. Mereka akan membimbingmu untuk kembali bangkit dan membuat hidup mu lebih berarti dari sebelumnya.
Ketiga, tutup lembaran yang lama dan buka lembaran yang baru. Maafkan dirimu sendiri dan jangan mau terintimidasi lagi oleh perbuatan lama tersebut. Terjatuh itu hal yang biasa, karena itu belajarlah bangkit dan jangan biarkan dirimu terlarut dalam keterpurukan. Mulailah hari yang baru dengan semangat untuk meraih prestasi yang selama ini ‘terabaikan’. Ingatlah bahwa selalu ada harapan bagi mereka yang mau berusaha.
Keempat, hindarilah pergaulan yang buruk agar kita tidak jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Mulailah untuk berusaha keluar dari pergaulan yang sudah‘rusak’ selama ini. Namun bukan berarti kita tidak menganggap mereka sebagai teman lagi seperti dulu, hanya saja kita mulai berusaha untuk menjauhi ‘perbuatan-perbuatan’ mereka yang dapat menjerumuskan kita pada masa lalu.
Yang terakhir, perbanyaklah beribadah dan berdoa. Mendekatkan diri pada Tuhan, akan membuat kita mendapatkan ketenangan dan kesempatan yang baru untuk memperbaiki kehidupan kita selama ini. Dengan memperbanyak ibadah dan kegiatan postif lainnya, kita perlahan-lahan akan melupakan perbuatan lama kita dan lama-kelamaan kita akan terbebas seratus persen dari ikatan-ikatan yang selama ini membebani hidup kita.
Dari semua hal yang telah kita bahas, kesimpulannya adalah, Memperoleh informasi tentang sesuatu terutama pengetahuan adalah Hak kita sebagai pelajar. Namun, pemanfataan hak tersebut jangan sampai menjerumuskan kita pada hal-hal negatif yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma apalagi melanggar hukum.
Kami sebagai Pelajar, menentang secara keras perbuatan seks bebas di kalangan pelajar karena merupakan sebuah perbuatan yang sangat tidak mencerminkan nilai moral kami sebagai kaum terpelajar terutama sebagai manusia beragama yang berpegang teguh pada perintah-Nya.
Hindarilah semua perbuatan yang menyimpang tersebut dengan senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa agar kita selalu diberikan petunjuk pada Jalan Kebenaran-Nya dan senantiasa dilindungi dari berbagai godaan dan cobaan.
Komentar (0)