Opini Seri Kesebelas
SERI KESEBELAS
SUARAMU UNTUK INDONESIA MAJU
OPINI (OBROLAN PENELITI)
Sejak merdeka 75 tahun yang lalu, keberagaman selalu menjadi kekuatan dan kekhasan yang melekat dalam bangsa Indonesia. Perbedaan ras, agama, suku dan budaya dikelola oleh para pendahulu bangsa menjadi alasan untuk bersatu dan saling meneguhkan. Meski begitu, keberagama itu pulalah yang selalu menjadi tantangan bagi persatuan Indonesia dari masa ke masa.
Sejak Pilkada DKI Jakarta pada 2014, politik identitas selalu menjadi isu utama menjelang pesta demokrasi. Di tengah pandemi, dimana kampanye diselenggarakan secara terbatas lewat media sosial dan pertemuan-pertemuan terbatas, isu identitas yang menyinggung SARA masih mengemuka di beberapa wilayah. Di Tasikmalaya misalnya, muncul sentimen terhadap pasangan calon, atau bahkan larangan beribadah dan renovasi masjid yang dikelola oleh Ahmadiyah yang dikhawatirkan berujung pada kepentingan politik praktis. Selain itu, beredar video oknum tokoh agama di Sidoarjo yang memojokkan pasangan tertentu dengan isu SARA yang langsung direspon oleh BAWASLU Sidoarjo.
Menurut BAWASLU, terdapat empat tantangan dalam mewujudkan Pilkada 2020. Tantangan pertama, UU Tentang pemilihan umum (Pemilu) hanya dapat menjangkau perbuatan atau ketika ada seseorang, kelompok orang, peserta pemilu, tim kampanye, yang melakukan politisasi SARA. Dalam hal ini Bawaslu hanya menjangkau jika perbuatan itu dilakukan saat kampanye. Padahal, politisasi SARA bisa dilakukan di masa tenang atau masih bertahan di media sosial di luar masa kampanye. Tantangan kedua yakni perbedaan persepsi antar stakeholder dalam membedakan konten ujaran kebencian dan hoaks. Ketiga, proses pembuktian yang panjang dalam menangani dugaan tindak pidana ujaran kebencian atau politisasi SARA sementara proses Pilkada harus berjalan terus. Keempat, masih dibutuhkan sistem penegakan hukum yang komprehensif dan sinergis dengan kepolisian dan kejaksaan untuk menangani pelanggaran politisasi SARA.
Di tengah tantangan pembatasan dan penanganan isu SARA dalam kampanye, pemilih juga harus cerdas dan tidak mudah terseret dalam isu SARA menjelang Pilkada. Informasi yang diterima harus disaring agar tidak tergiring dalam isu-isu negatif yang mengancam persatuan. Untuk itu, perlu ada diskusi dan forum yang mencerdaskan masyarakat untuk mengedepankan persatuan alih-alih identitas primordial dalam memilih pemimpin daerah.
OPini berjudul “Suaramu untuk Indonesia Maju” akan diselenggarakan pada:
Hari, tanggal: Senin, 30 November 2020
Pukul: 09.00 - 12.00 WIB
Silakan mendaftar di link tiny.cc/OpiniLitbang11 untuk mendapatkan zoom meeting ID. Mohon untuk tulis nama lengkap beserta gelar dengan benar karena akan kami gunakan sebagai data pembuatan sertifikat.